Dalam implementasi Pasal 54 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, menyatakan “Anak di dalam dan di lingkungan satuan Pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan atau pihak lain. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah melakukan banyak upaya guna memenuhi hak anak dalam mendapatkan Pendidikan yakni wajib belajar 9 tahun yang kedepannya akan menjadi wajib belajar 12 tahun. Guna melindungi anak selama menempuh jalur pendidikan maka banyak sekali upaya yang digencarkan secara menyeluruh melibatkan semua civitas akademika terutama anak itu sendiri. Pemerintah pun akhirnya membuat suatu program kebijakan perlindungan anak di sekolah atau lingkungan Pendidikan yang kemudian dinamakan Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA).

       Sd Hj. Isriati menjadi salah satu sekolah yang memasuki nominasi kejuaraan dalam penilaian program SRA. Dan Alhamdulillah verifikasi lapangan evaluasi SRA telah dilaksanakan pada Rabu, 11 Oktober 2023 bertempat di ruang kelas 1D Gedung sekolah SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 SMG.

       Tim paduan suara menyambut kedatangan tim juri SRA di dalam aula kecil gedung Sekolah dengan iringan lagu Gambang Semarang. Kemudian juri memasuki ruang kelas 1D untuk mendengar pemaparan dari Tim SRA SD Isriati. Tim SRA SD Isriati mensosialisaikan ke warga sekolah berupa benner-benner yang dipasang pada lokasi yang strategis agar mudah dibaca yang merupakan strategi sekolah dalam menggencarkan program SRA. Seperti menempelkan stiker yang menarik berisi nilai-nilai keluhuran seperti anti korupsi, sekolah jujur, peduli, kerja keras, dan sebagainya dan yang terpenting adalah anti kekerasan agar mudah dipahami oleh anak-anak khususnya dan kemudian melakukannya.

       Kemudian dari arahan dinas sudah dibentuk SK Tim Sekolah Ramah Anak yang terdiri dari tenaga pendidik dan bantuan partisipasi dari siswa. Mereka melakukan diskusi dengan siswa apa yang kurang di sekolahan dan ada masukan apa saja, maka akan jadi catatan dan menjadi tata tertib yang disetujui oleh guru dan siswa. Ketika awal sekolah yakni pada masa MPLS, siswa sudah diajarkan memiliki keyakinan akan kelasnya sendiri. Mereka mendesain kelas sesuai keinginan mereka dengan arahan Bapak Ibu guru. Selain itu ada program screentime terhadap gadget, yakni waktu anak untuk membuka dan menggunakan gadget benar-benar diatur dan diawasi. Selain untuk pembelajaran maka harus izin terlebih dahulu.

       Kebersamaan kegiatan pembelajaran yang ramah anak harus berpusat dan berorientasi  pada perspektif anak. Di SD Isriati misalnya memiliki anak-anak yang spesial dan tentunya sekolah sudah mengupayakan melakukan pelayanan yang spesial sesuai keunikan anak masing-masing, dan SD Isriati memiliki guru khusus BK yang berkompeten di bidangnya dan siap mendampingi anak apabila membutuhkan bantuan selama berada di sekolah. Seperti kehilangan suatu barang, bertengkar, ketakutan akan psikologisnya, atau masalah anak lainnya. Sehingga orang tua akan merasa tenang ketika menitipkan anaknya di sekolah. Tidak semua SD ada guru khusus BK, sehingga ada masalah apapun terkait anak-anak bisa diselesaikan secara internal langsung tanpa membebani orang tua di rumah.

       SD Hj. Isriati mendapat apresiasi dari dewan juri saat memasuki sesi penilaian. Diantara yang pertama yakni kepiawaian dalam mendidik anak, yang terlihat dari duta SRA yakni ananda Adeela dan Azka, mereka dapat dengan tepat menjawab pertanyaan-pertanyaan sewaktu dewan juri melakukan wawancara dengan mereka. Mereka dapat menjelaskan tentang sudut-sudut sekolah dengan lantang, menyenangkan dan percaya diri, juga hampir tidak ada kekurangan. Yang berikutnya support atau bantuan di SD Isriati bukan hanya dari kelas dan sekolahnya sajs tapi juga ada kegiatan di luar yang mendekatkan dengan komite, wali murid dan lainnya sehingga kekeluargaan sangat terjalin kental sehingga dapat seketika saling membantu kegiatan anak di sekolah. Selain itu hal baik juga terlihat dari guru-gurunya yang ramah senyum menjadi nilai terpenting dari sekolah ramah anak. Juri juga menerangkan bahwa penilaian kali ini lebih baik dari yang sebelumnya dengan kelengkapan yang baik disertai dokumentasi yang lengkap dari tata tertib, kegiatan dan prasarananya. Adapun masukan dari dewan juri yakni agar visi dan misi sekolah harap ditegaskan dengan ramah anaknya, selain itu banyak seumber inovasi yang dihasilkan dari karya dari anak-anak yang bagus sebagai peluang kewirausahaan apabila dikemas dengan baik. Diharapkan SD Isriati dapat menjadi Sekolah Ramah Anak terbaik dan menjadi salah satu panutan sekolah ramah anak untuk sekolah-sekolah lainnya, dan kedepannya dapat menjadi sekolah yang benar-benar aman, nyaman bagi siswa untuk menuntut ilmu dan anak merasa senang ketika berada di sekolah.

Gallery Foto:


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *